Melihat banyaknya korban yang berjatuhan dalam tragedi jatuhnya pesawat di daerah Karawang, tentu banyak menimbulkan opini dalam masyarakat. Mulai dari menyalahkan awak pesawat, perusahaan, teknik, hingga prosedur. Padahal di luar hal itu semua, ada hal penting yang harus kita sadari, "Ini adalah ketetapan Yang Maha Kuasa."
Keluar dari opini saya tentang musibah yang baru saja terjadi beberapa hari lalu, dalam kesempatan kali ini saya ingin sedikit membagikan ilmu dan informasi yang saya pelajari 6 tahun di salah satu maskapai swasta "Sriwijaya Air."
Bepergian menggunakan pesawat adalah salah satu transportasi yang bisa kita pilih, jika kita bertujuan untuk bepergian ke luar pulau dengan waktu yang lebih cepat. Tidak heran, sebagian orang bahkan rela merogok kocek lebih besar, demi pengalaman perjalanan yang lebih menyenangkan. Iya menyenangkan, salah satunya bisa sampai ke tujuan lebih cepat, dan bisa menikmati pemandangan indah di atas langit.
Namun tahu tidak, ada banyak hal yang sering disepelekan oleh penumpang ketika bepergian dengan pesawat? Miris memang, prosedur keselamatan penerbangan yang sudah berulang kali disampaikan tidak sepenuhnya dipatuhi. Saya jadi ingat bagaimana reaksi penumpang yang duduk di Emergency Exit Windows ketika saya memberikan arahan jika terjadi keadaan darurat pada mereka. Kalian tahu apa respon mereka? Mungkin hanya 1-3 orang yang memperhatikan instruksi saya, selebihnya hanya mengangguk sambil bermain gadget. Hufttt...!
Dalam suatu penerbangan, mungkin kita sering mendengar awak kabin (Pramugari) memberikan announcement tentang peraturan penerbangan sipil sebelum pesawat Take Off (Lepas Landas). Peraturan tersebut diantaranya: memakai sabuk pengaman, menegakkan sandaran tempat duduk, membuka penutup jendela disamping, melipat meja serta menguncinya, melepaskan headset dan earphone saat lepas landas dan mendarat, dan tidak diperkenankan menggunakan telepon genggam dan alat elektronik apapun di dalam pesawat.
1. Turn Of Your Mobile Phone and Electronic Devices
Bahaya penggunaan telepon genggam dapat menganggu sistem komunikasi dan navigasi antara Cockpit (Pilot) dengan ATC. Sehingga saat kita memasuki cabin, usahakanlah untuk segera menonaktifkan telepon genggam.
2. Remove Your Headset and Earphone
Melepaskan headset dan earphone saat lepas landas dan mendarat harus dilakukan oleh setiap penumpang. Karena, jika tiba-tiba terjadi keadaan darurat saat Critical Phase, maka kita tidak dapat mendengar informasi apapun. Apalagi jika headset dan earphone yang digunakan, menyalakan musik yang cukup keras.
3. Please Fasten Your Seatbelt
Menggunakan sabuk pengaman saat tanda sabuk pengalaman dinyalakan, termasuk kewajiban yang seringkali diabaikan. Padahal itu penting, ketika tiba-tiba terjadi goncangan (Turbulence).
4. Lock Your Tray Table in Place
Melipat meja di depan kita dan mengunci adalah salah satu prosedur yang harus dilakukan, sehingga jika tiba-tiba terjadi keadaan darurat, kita bisa segera keluar dengan cepat tanpa terhalang oleh apapun. Karena, ketika panik, melipat meja dan menguncinya saja mungkin bisa memakan waktu 10-15 detik.
5. Open Your Window Shutter
Setiap Pilot dan Pramugari setiap tahunnya, mengikuti training CRM (Crew Resources Management). Karena 70% kecelakaan pesawat terjadi karena kurangnya komunikasi semua orang (Pilot, Pramugari, Penumpang). Misalnya, jika pada sebuah penerbangan ada fire di engine dan hanya penumpang yang bisa melihat, maka informasi tersebut sangat bermanfaat agar pilot bisa segera mengambil tindakan.
6. Seat Back To The Upright Position
Menegakkan sandaran kursi ketika saat lepas landas dan mendarat sangat berguna apabila tiba-tiba terjadi unplanned emergency, maka kita dan penumpang lain akan dengan mudah keluar dan tidak terjebak. Jadi, jika ada penumpang di depan kita yang tidak menegakkan sandaran kursi, kita bisa menegurnya ya.
Diluar itu semua, mungkin bagi teman-teman yang pernah bepergian di malam hari, sering bertanya mengapa lampu cabin diredupkan saat lepas landas dan mendarat? Itu dilakukan agar saat terjadi keadaan darurat, kita bisa segera melakukan evakuasi. Karena ketika keadaan terang kemudian mendadak gelap, maka mata kita membutuhkan waktu beberapa detik untuk beradaptasi.
90% kecelakaan pesawat terjadi saat Take Off dan Landing. 8 menit setelah Take Off dan 3 menit setelah Landing. Sehingga disebut "Critical Eleven"
Saat itu, maka seluruh penumpang di dalam pesawat termasuk awak kabin dan pilot harus segera meninggalkan pesawat dalam waktu kurang dari 90 detik. Karena berbagai kemungkinan bisa saja terjadi jika kita terlambat keluar, antara lain: asap, api, air hingga ledakan yang dapat mengancam keselamatan. Setiap pesawat memiliki pintu darurat yang berbeda-beda, dan masing-masing pintu tersebut didesain dapat mengeluarkan 65 orang dalam waktu 1,5 menit.
Semoga informasi dari saya ini menambah wawasan teman-teman ya. Silakan share jika memang banyak teman dan keluarga kita yang membutuhkan informasi ini.
Jika orang lain melihat profesi ini adalah profesi yang sangat menyenangkan, tidak selalu benar jika dilihat dari sudut pandang kami, para awak pesawat. Jika saat Hari Raya tiba, saat semua keluarga berkumpul, dimana kami? Kami justru harus bertugas mengantarkan seluruh penumpang pulang ke kampung halaman. Jika ada anggota keluarga kami yang sakit, apakah kami menemani? Tidak, kami harus tetap profesional dalam menjalankan tugas. Sekalipun mendapat ijin atau cuti, itu tidak lebih dari 3 hari. So, apakah selalu enak? Tidak selamanya.
Oleh sebab itu, janganlah menilai sesuatu itu dari sudut pandang diri kita sendiri. Tapi lihatlah dari sudut pandang yang lain, karena ada banyak hal lain yang mungkin belum kita ketahui. Yuk kita sama-sama menjaga prosedur keselamatan penerbangan! Safety is Number One.
Apapun yang terjadi di langit, adalah ketetapan Allah SWT. Apapun yang kami senangi dan apapun yang kami cintai, telah kami tinggalkan di ujung landasan...